Kita semua mungkin sudah tahu bahwa bagian paling terakhir atau output akhir dalam sound system terletak pada output power amplifier, dimana pada bagian inilah biasanya kabel speaker dihubungkan. Yang saya perhatikan, masih banyak rental sound system yang masih menggunakan cara tersebut dan memang hasil audio yang terdengar di lapangan tidak terlalu jelek karena sudah di setting sedemikian rupa pada mixer dan equalizer..
Bagi teman yang mungkin belum mengerti, saya akan mencoba menambah pemahaman tentang crossover audio pada artikel ini. Buat teman yang sudah faham, boleh lewatkan saja tulisan ini. Saya akan menjelaskan apa hubungan crossover terhadap penjelasan yang saya tulis pada paragraph pertama. Tidak hanya sebatas itu saja, saya akan mengulik lebih jauh lagi tentang penggunaan crossover ini.
Jika di terjemahkan ke bahasa indonesia, crossover artinya penyeberangan. Dengan demikian ditarik kesimpulan dari arti tersebut ke dalam sistem audio yaitu penyeberangan signal audio sebelum memasuki speaker. Maka dari itu muncul pertanyaan, mengapa harus diseberangkan. Sebelum kita memperoleh jawabannya, ada baiknya kita simak penjelasan dibawah ini.
Kita harus menyadari bahwa ada signal akhir dari power amplifier itu mengandung 3 bagian frekuensi suara audiosonic saat signal dirubah oleh speaker menjadi gelombang bunyi yaitu frekuensi rendah yaitu 100 Hz -500 Hz , lalu frekuensi menengah yaitu 500 Hz - 3 Khz, kemudian frekuensi tinggi yaitu 3 Khz sampai 16 Khz. Seperti yang kita ketahui bahwa frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia adalah antara 20 Hz sampai 20.000 Hz (20 Khz) inilah yang disebut frekuensi audiosonic dalam ilmu fisika.
Frekuensi 20Hz itu paling rendah dalam jangkauan telinga manusia, jika lebih kecil daripada itu maka hanya hewan tertentu yang dapat mendengarkannya. Didalam sistem audio frekuensi 20Hz sangat jarang dijangkau serendah itu oleh speaker demikian pula frekuensi tertinggi yang dapat dijangkau manusia yaitu 20.000 hz, speaker sangat jarang digunakan untuk menjangkau frekuensi setinggi itu.
Pada sistem audio, frekuensi paling rendahnya dentuman bass atau woofer speaker ialah sekitar 100 Hz dan paling tinggi adalah sekitar 16.000 Hz. Sampai disini sobat akan semakin mengerti tentang frekuensi suara yang dihasilkan oleh speaker dalam sistem audio yang sedang kita bahas. Untuk itulah maka diciptakan sebuah perangkat audio yang berfungsi untuk memisahkan secara detail tingkatan frekuensi signal yang diproses oleh mixer audio dan equalizer.
Karena ketika signal dari mixer masuk ke power amplifier, tiga tingkatan frekuensi tersebut di gabung menjadi satu, maka dibutuhkan crossover audio sebagai jalur untuk menyeberangkan masing-masing tingkatan frekuensi signal menjadi tiga bagian yaitu high, mid dan low, lalu menuju 3 speaker yaitu tweeter, middle dan woofer. Sehingga ketika didengar dilapangan, suara yang keluar lebih jujur dan nyata selain itu menggunakan crosover akan membuat telinga audience lebih nyaman.
Sebagai orang yang bergelut didalam bidang audio musik, kita harus bisa membedakan apa itu suara yang kuat dan suara yang tinggi. Kita tentu tahu bahwa suara tinggi belum tentu kuat dan demikian pula sebaliknya, suara kuat belum tentu tinggi. Dan bisa jadi bunyi tinggi itu terdengar kuat dan bunyi kuat itu terdengar tinggi. Kita tidak usah bingung akan hal ini. Mari kita baca penelusuran selanjutnya.
Suara yang kuat bila ditinjau dari ilmu fisika adalah suara yang memiliki amplitudo yang besar. Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan dalam suatu getaran. sebuah getaran tentu memiliki amplitudo yang berbeda dengan getaran lainnya. Semakin lebar simpang getarnya maka saemakin kuat pula suara yang terdengar. Satuan kekuatan suara atau bunyi adalah desibel atau dB.
Sedangkan suara tinggi adalah suara atau bunyi yang memiliki getaran yang sangat cepat dan gelombang yang rapat. Jumlah getaran per detik dinamakan dengan frekuensi yang diukur dengan satuan Hertz atau Hz. Suara yang rendah atau low memiliki jarak gelombang yang kurang rapat. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa suara yang bisa didengarkan oleh telinga manusia adalah suara audiosonic yang memiliki frekuensi mulai 20 Hz sampai 20.000Hz.
Setelah membaca dan memahami penjelasan diatas, tentu kita sudah bisa mengartikan sendiri apa itu crossover dalam sistem audio. Audio Crossover adalah suatu perangkat dalam sistem audio yang berfungsi sebagai pemisah signal berdasarkan tingkatan frekuensi masing-masing sebelum signal dikirim ke speaker. Jika sudah menggunakan crossover, tentu kita harus memiliki 3 karakteristik speaker berdasarkan getaran frekuensinya yaitu seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Perangkat audio ini terdapat dua jenis yaitu Crossover pasif dan aktif. Audio Crossover pasif memisahkan 3 tingkatan frekuensi dari satu power amplifier kedalam 3 speaker dan tidak di supply tegangan secara khusus. Sedangkan Audio Crossover aktif memisahkan tiga tingkatan frekuensi dari tiga perangkat power amplifier kedalam tiga speaker, tentunya crossover aktif harus disupply tegangan secara khusus.
Penggunaan crossover aktif pada masa sekarang ini kebanyakan kita lihat pada sound system konser besar. Untuk acara musik seperti pernikahan, acara dikelurahan dan acara adat lainnya masih jarang yang menggunakan crossover aktif walaupun memang ada beberapa rental sound system yang menyediakannya namun bisa dihitung dengan jari. hal ini dikarenakan jika menggunakan crossover aktif maka harus menyediakan 3 set power amplifier karena memang untuk crossover aktif paling sering digunakan adalah 3 way crossover. Namun ada beberapa merk crossover yang mampu membagi tingkatan frekuensi lebih dari tiga jalur, Ini tergantung kebutuhan si konsumen itu sendiri.
Jika ada yang bertanya kepada saya, apakah harus menggunakan crossover dalam sistem audio, jawabannya adalah tergantung apa jenis acaranya. Kalau untuk acara seminar, pentas musik di kampung, acara pentas seni sekolah, acara nikahan, saya rasa tidak perlu menggunakan crossover. Namun saya sarankan jika rental tersebut memang punya perangkat crossover, sebaiknya digunakan saja. Karena menggunakan crossover dapat memudahkan kita untuk mengatur keseimbangan vokal dan instrumen musik agar enak didengar dan minim feedback, maka rental anda akan sering mendapatkan tawaran job.
Untuk pertunjukan musik yang besar, menurut saya haruslah menggunakan crossover aktif agar pembagian tingkatan frekuensi suara lebih terfokus pada speaker yang diberi tugas sesuai tingkatan frekuensinya, sehingga tidak ada frekuensi yang saling tutup menutupi, artinya masing-masing frekuensi yang diarahkan oleh jalur out crossover harus sama-sama kuat dan tingkatan levelnya sederajat. Antara High, mid maupun low tidak ada yang tenggelam frekuensinya, semua serba dipermukaan.
Bagi teman yang mungkin belum mengerti, saya akan mencoba menambah pemahaman tentang crossover audio pada artikel ini. Buat teman yang sudah faham, boleh lewatkan saja tulisan ini. Saya akan menjelaskan apa hubungan crossover terhadap penjelasan yang saya tulis pada paragraph pertama. Tidak hanya sebatas itu saja, saya akan mengulik lebih jauh lagi tentang penggunaan crossover ini.
Latar belakang penggunaan Crossover
Jika di terjemahkan ke bahasa indonesia, crossover artinya penyeberangan. Dengan demikian ditarik kesimpulan dari arti tersebut ke dalam sistem audio yaitu penyeberangan signal audio sebelum memasuki speaker. Maka dari itu muncul pertanyaan, mengapa harus diseberangkan. Sebelum kita memperoleh jawabannya, ada baiknya kita simak penjelasan dibawah ini.
Kita harus menyadari bahwa ada signal akhir dari power amplifier itu mengandung 3 bagian frekuensi suara audiosonic saat signal dirubah oleh speaker menjadi gelombang bunyi yaitu frekuensi rendah yaitu 100 Hz -500 Hz , lalu frekuensi menengah yaitu 500 Hz - 3 Khz, kemudian frekuensi tinggi yaitu 3 Khz sampai 16 Khz. Seperti yang kita ketahui bahwa frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia adalah antara 20 Hz sampai 20.000 Hz (20 Khz) inilah yang disebut frekuensi audiosonic dalam ilmu fisika.
Frekuensi 20Hz itu paling rendah dalam jangkauan telinga manusia, jika lebih kecil daripada itu maka hanya hewan tertentu yang dapat mendengarkannya. Didalam sistem audio frekuensi 20Hz sangat jarang dijangkau serendah itu oleh speaker demikian pula frekuensi tertinggi yang dapat dijangkau manusia yaitu 20.000 hz, speaker sangat jarang digunakan untuk menjangkau frekuensi setinggi itu.
Pada sistem audio, frekuensi paling rendahnya dentuman bass atau woofer speaker ialah sekitar 100 Hz dan paling tinggi adalah sekitar 16.000 Hz. Sampai disini sobat akan semakin mengerti tentang frekuensi suara yang dihasilkan oleh speaker dalam sistem audio yang sedang kita bahas. Untuk itulah maka diciptakan sebuah perangkat audio yang berfungsi untuk memisahkan secara detail tingkatan frekuensi signal yang diproses oleh mixer audio dan equalizer.
Karena ketika signal dari mixer masuk ke power amplifier, tiga tingkatan frekuensi tersebut di gabung menjadi satu, maka dibutuhkan crossover audio sebagai jalur untuk menyeberangkan masing-masing tingkatan frekuensi signal menjadi tiga bagian yaitu high, mid dan low, lalu menuju 3 speaker yaitu tweeter, middle dan woofer. Sehingga ketika didengar dilapangan, suara yang keluar lebih jujur dan nyata selain itu menggunakan crosover akan membuat telinga audience lebih nyaman.
Perbedaan suara yang kuat dan suara yang tinggi berdasarkan ilmu fisika
Sebagai orang yang bergelut didalam bidang audio musik, kita harus bisa membedakan apa itu suara yang kuat dan suara yang tinggi. Kita tentu tahu bahwa suara tinggi belum tentu kuat dan demikian pula sebaliknya, suara kuat belum tentu tinggi. Dan bisa jadi bunyi tinggi itu terdengar kuat dan bunyi kuat itu terdengar tinggi. Kita tidak usah bingung akan hal ini. Mari kita baca penelusuran selanjutnya.
Suara yang kuat bila ditinjau dari ilmu fisika adalah suara yang memiliki amplitudo yang besar. Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan dalam suatu getaran. sebuah getaran tentu memiliki amplitudo yang berbeda dengan getaran lainnya. Semakin lebar simpang getarnya maka saemakin kuat pula suara yang terdengar. Satuan kekuatan suara atau bunyi adalah desibel atau dB.
Sedangkan suara tinggi adalah suara atau bunyi yang memiliki getaran yang sangat cepat dan gelombang yang rapat. Jumlah getaran per detik dinamakan dengan frekuensi yang diukur dengan satuan Hertz atau Hz. Suara yang rendah atau low memiliki jarak gelombang yang kurang rapat. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa suara yang bisa didengarkan oleh telinga manusia adalah suara audiosonic yang memiliki frekuensi mulai 20 Hz sampai 20.000Hz.
Pengertian dan jenis Audio Crossover
Setelah membaca dan memahami penjelasan diatas, tentu kita sudah bisa mengartikan sendiri apa itu crossover dalam sistem audio. Audio Crossover adalah suatu perangkat dalam sistem audio yang berfungsi sebagai pemisah signal berdasarkan tingkatan frekuensi masing-masing sebelum signal dikirim ke speaker. Jika sudah menggunakan crossover, tentu kita harus memiliki 3 karakteristik speaker berdasarkan getaran frekuensinya yaitu seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Perangkat audio ini terdapat dua jenis yaitu Crossover pasif dan aktif. Audio Crossover pasif memisahkan 3 tingkatan frekuensi dari satu power amplifier kedalam 3 speaker dan tidak di supply tegangan secara khusus. Sedangkan Audio Crossover aktif memisahkan tiga tingkatan frekuensi dari tiga perangkat power amplifier kedalam tiga speaker, tentunya crossover aktif harus disupply tegangan secara khusus.
Penggunaan crossover aktif pada masa sekarang ini kebanyakan kita lihat pada sound system konser besar. Untuk acara musik seperti pernikahan, acara dikelurahan dan acara adat lainnya masih jarang yang menggunakan crossover aktif walaupun memang ada beberapa rental sound system yang menyediakannya namun bisa dihitung dengan jari. hal ini dikarenakan jika menggunakan crossover aktif maka harus menyediakan 3 set power amplifier karena memang untuk crossover aktif paling sering digunakan adalah 3 way crossover. Namun ada beberapa merk crossover yang mampu membagi tingkatan frekuensi lebih dari tiga jalur, Ini tergantung kebutuhan si konsumen itu sendiri.
Penyambungan Crossover pasif dan aktif
Jika ada yang bertanya kepada saya, apakah harus menggunakan crossover dalam sistem audio, jawabannya adalah tergantung apa jenis acaranya. Kalau untuk acara seminar, pentas musik di kampung, acara pentas seni sekolah, acara nikahan, saya rasa tidak perlu menggunakan crossover. Namun saya sarankan jika rental tersebut memang punya perangkat crossover, sebaiknya digunakan saja. Karena menggunakan crossover dapat memudahkan kita untuk mengatur keseimbangan vokal dan instrumen musik agar enak didengar dan minim feedback, maka rental anda akan sering mendapatkan tawaran job.
Untuk pertunjukan musik yang besar, menurut saya haruslah menggunakan crossover aktif agar pembagian tingkatan frekuensi suara lebih terfokus pada speaker yang diberi tugas sesuai tingkatan frekuensinya, sehingga tidak ada frekuensi yang saling tutup menutupi, artinya masing-masing frekuensi yang diarahkan oleh jalur out crossover harus sama-sama kuat dan tingkatan levelnya sederajat. Antara High, mid maupun low tidak ada yang tenggelam frekuensinya, semua serba dipermukaan.
Gambar diatas adalah jalur penyambungan crossover aktif maupun pasif. Perhatikan jalur L amplifier pada gambar crossover pasif, kelihatan kosong. Artinya ialah sobat harus manambah satu lagi rangkaian crossover pasif dengan penyambungan yang sama dan tentunya menambah speaker pula, agar diperoleh audio yang stereo.Ini berlaku bila power amplifier anda stereo. Namun jika mono, tidak perlu menambah rangkaian crossover.
Untuk bagian crossover aktif, jelas ada perbedaan dalam instalasinya yaitu power amp ditempatkan sebelum speaker dan crossover ditempatkan sebelum power amp. Output crossover akan masuk ke masing-masing amplifier. Jika menggunakan amplifier mono, maka keluaran speaker cuma satu saja pada setiap power ampli. Dan jika ketiga power amp tersebut stereo maka dibutuhkan dua speaker untuk setiap power amp.
Kelebihan maupun kekurangan menggunakan Crossover pasif dan aktif
Keuntungan menggunakan crossover pasif hanya ada dua, yaitu pembagian frekuensi suara lebih terarah dan yang kedua ialah melindungi speaker dari jebol atau hangus yang mungkin akibat IC atau transistor power mengalami short disebabkan sesuatu hal. Saya sendiri pernah mengalami spull speaker terbakar karena bagian power ampli bermasalah pada IC nya yang terbakar, spull speaker pun ikut hangus. Pada saat itu saya tidak menggunakan crossover pasif.
Kekurangannya ialah kekuatan dari power amp akan tertahan sedikit ketika melewati rangkaian crossover, artinya ialah daya ampli akan terpangkas sedikit karena ditahan oleh rangkaian crossover. Berbeda dengan saat menggunakan crossover aktif, tidak akan ada pemangkasan daya suara karena crossover ditempatkan sebelum power amplifier dan disamping itu crossover aktif disupply oleh tegangan secara mandiri, sehingga dorongan signal dari mixer maupun equalizer tidak terpangkas menjadi lemah.
Crossover aktif dari segi penggunaan atau fungsinya memang sangat menguntungkan karena proses penyeberangan tingkatan frekuensi suara yang masih berwujud signal listrik terjadi secara sangat akurat karena dalam rangkaiannya terdapat beberapa komponen aktif seperti IC dan transistor yang membuat kinerja crossover aktif lebih detail pemisahan tingkatan frekuensinya.
Namun dari segi ekonomi, tentu akan sangat menguras dana jika menggunakan crossover aktif karena paling tidak kita harus membeli 3 way crossover dan pastinya harus membeli 3 set power amplifier. bagi anda yang memiliki uang banyak tentu hal ini tidak akan menjadi masalah. Bagi sobat yang punya dana yang minim saya sarankan tetap menggunakan 1 set power amplifier saja. Gunakan power amp tersebut sebagai jalur low crossover dan jalur high, middle crossover sambungkan ke active speaker yang anda miliki. Lalu setelah itu tinggal disetting saja pada bagian kontrol yang terdapat pada speaker aktif.
Saya yakin jika anda pemilik rental sound pastilah memiliki minimal 2 speaker aktif, bukan speaker aktif yang ada di rumah tentunya, tapi speaker aktif khusus untuk sound system. baiklah saya rasa dengan membaca semua penjelasan yang diberikan dari awal, sobat sekalian akan semakin memahami seberapa pentingnya menggunakan crossover dalam sistem audio khususnya audio musik dalam sound system atau sistem suara.
2 komentar
Mantap boss penjelasan yg sangat jelas mudah di mengerti!!!
Post juga donk lengkap cara merangkai urutan soundsistem lengkap dgn pralatan nya sprti aqualizer crosover power n mixer
Mantap bos artikelnya...tapi saya mau bertanaya...gimana urutanya bagusnya intalasi audionya biar gak jek2 amat bagi saya yg punya dana minim selain power amplifer apa saja yg harus saya punya untuk melengkapi audio sond saya...terimakasih sebelumnya
Setiap komentar yang masuk akan di moderasi terlebih dahulu. Komentar yang menyertakan Link aktif, hoax, pornografi, yang tidak nyambung dengan judul artikel dan kriminal akan kami hapus.